
6 Juli 2025
Di jantung Taman Nasional Kerinci Seblat, Provinsi Jambi, tersembunyi sebuah danau kecil yang memukau bernama Danau Kaco. Kata “kaco” dalam bahasa setempat berarti “kaca,” merujuk pada kejernihan airnya yang luar biasa, hingga dasar danau sedalam 2 meter tampak sejernih cermin. Danau ini bukan hanya indah secara visual, tetapi juga menyimpan banyak misteri dan kisah legenda yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat adat Kerinci.
Daya Tarik Utama: Air Sebening Kristal
Danau Kaco hanya berukuran sekitar 30×30 meter, namun keunikan dan keindahannya menjadikannya tujuan wisata favorit bagi para pecinta alam dan petualang sejati. Airnya berwarna biru kehijauan dan sangat bening—bahkan dalam kondisi malam sekalipun, air danau tetap bercahaya seperti memiliki pencahayaan alami.
Fenomena ini masih menjadi teka-teki ilmiah. Beberapa menduga hal tersebut karena refleksi sinar bulan dan kandungan mineral tertentu di airnya, namun banyak pula yang mengaitkannya dengan cerita legenda dan kekuatan gaib.
Petualangan Menuju Lokasi
Perjalanan menuju Danau Kaco bukanlah hal yang mudah, tapi itulah daya tariknya. Dari Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya, wisatawan harus melakukan trekking sejauh 8 km (sekitar 3 jam berjalan kaki) melewati hutan hujan tropis yang lebat, sungai kecil, dan tanjakan berbatu.
Selama perjalanan, wisatawan akan disuguhi suara alam liar: burung eksotis, suara monyet, dan mungkin bertemu kijang atau jejak harimau sumatra yang menjadi penghuni asli kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Karena rutenya cukup menantang dan licin, terutama saat musim hujan, disarankan untuk:
-
Menggunakan sepatu trekking anti selip
-
Membawa perbekalan dan air minum
-
Didampingi pemandu lokal atau warga setempat
-
Menghindari datang saat sore atau malam
Legenda yang Melekat
Menurut cerita masyarakat adat Kerinci, Danau Kaco menyimpan kisah tragis tentang seorang putri cantik bernama Putri Napal Melintang, yang hilang secara misterius. Konon, air danau bercahaya karena gaun-gaun dan perhiasan sang putri yang dikuburkan di dasar danau oleh Raja Napal. Cerita ini menambah aura mistis dan pesona magis Danau Kaco.
Beberapa warga lokal percaya bahwa hanya orang-orang “berhati bersih” yang bisa melihat cahaya sejati dari danau ini.
Ekowisata Berkelanjutan
Danau Kaco kini dikelola oleh komunitas lokal dan pemerintah konservasi sebagai bagian dari program ekowisata berbasis masyarakat. Homestay, jasa porter, dan pemandu lokal membantu menciptakan ekonomi mandiri, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Pengunjung dihimbau untuk tidak berenang di danau (meski diperbolehkan di beberapa area), tidak membuang sampah sembarangan, serta menghormati nilai-nilai kearifan lokal.
Penutup
Danau Kaco bukan hanya destinasi wisata alam biasa. Ia adalah permata tersembunyi yang menyatukan keindahan visual, tantangan fisik, dan kekayaan budaya lokal. Siapa pun yang berhasil mencapainya akan merasa seperti menemukan surga kecil di tengah hutan tropis Sumatera.